UJIAN DARI ALLAH
Allah SWT berfirman:
214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga
?, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan
Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya
pertolongan Allah itu Amat dekat.
(Q.S.Al-Baqrah (2) ayat 214)
Mari
kita renungkan dan kita pikirkan sejenak dengan penuh keyakinan yang teguh atas
apapun kejadian yang terjelek sekalipun terhadap diri kita, kebiasaan menurut
pemikiran akal dan nafsu yang selalu mengajak berbuat jahat kepada Allah (syirik Khofi) dan berburuk sangka
terhadap Allah. Sedangkan sesama makhluk ciptaan Tuhan saja tidak boleh
berburuk sangka, SADARILAH….. SEBELUM TERLAMBAT UNTUK BERTAUBAT YANG SEBENAR-BENARNYA
KEPADA ALLAH.
Sebagaimana firman Allah SWT:
12. Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.
(Q.S Al Hujuraat (49)
Ayat 12)
Ketahuilah
bahwa segala cobaan-cobaan dan ujian dari Allah itu semuanya pasti datang dari
Allah (rukun Iman ke-enam, yaitu Beriman kepada Qada’ dan Qadar ). Begitu juga
dengan Junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW telah terlebih dahulu mengalami
berbagai macam cobaan yang dialaminya yang penuh dengan cacian, makian,
fitnah-fitnahan dan segala macam rintangan dan berbagai macam goncangan di
dalam kehidupan pribadinya dalam menjalankan Agama untuk menegakkan kebenaran
didalam kehidupan sehari-hari .
Sebagaimana yang telah
dijelaskan didalam firman Allah SWT:
2. Patutkah
menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki
di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah
orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang Tinggi di sisi Tuhan
mereka".
orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya orang ini
(Muhammad)
benar-benar
adalah tukang sihir yang nyata".
( Q.S Yunus (10 ) Ayat 2)
Dan firman Allah lagi yang artinya:
24. bahkan
mereka mengatakan: " Dia (Muhammad) telah mengada-adakan Dusta terhadap Allah ".
Maka jika Allah menghendaki niscaya Dia mengunci mati hatimu; dan Allah
menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat-Nya (Al
Quran). Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.
(Q.S Asy syuraa
(42) ayat 24)
tdan
firman Allah SWT yang artinya:
4. dan orang-orang kafir berkata: "Al Quran ini tidak lain hanyalah
kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan Dia dibantu oleh kaum yang
lain"; Maka Sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman
dan Dusta yang besar.
(Q.S Al Furqaan
(25)Ayat 4)
Firman Allah SWT:
1.Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu
sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang;
Padahal Sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu,
mereka mengusir
Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu.
jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari
keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara
rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. aku
lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan
Barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya Dia telah
tersesat dari jalan yang lurus.
(Q.S Al Mumtahamah (60
Ayat 1)
Walaupun
mengalami berbagai ujian dan cobaan dari Allah, namun Nabi Muhammad s.a.w.
tetap tegar dan tersenyum dalam menghadapi cobaan dari Allah, yang selalu
disangkanya dengan baik sangka terhadap Allah, karena dirinya tau bahwa semua itu
hanyalah sebagai ujian dari Allah untuk mempertebal dan mempertajam rasa
keimanannya dan juga untuk mempertajam mata hatinya agar lebih terang seterang-terangnya
akan kehadiran Asma Allah di Qalbunya yang paling terdalam, agar selalu
Istiqamah dan selalu berdampingan Hatinya bersama Allah ( Q.S.Ali Imraan (3) ayat 19 dan Q.S Ali-Imran (3) Ayat 85 )
sehingga Nabi Kita Muhammad SAW tetap
dapat tersenyum dalam menghadapi cobaan itu, karena Qalbunya ( hatinya ) telah melekat
atau lengket-selengket-lengketnya kepada Allah sehingga hatinya menjadi lapang
selapang-lapangnya/ berjiwa besar dan
Akrab dengan Allah atau yang lebih popular dengan sebutan “MUQARABBIN” ( Q.S. Az-Zumar (39) ayat 22
).
Apalagi
mau didalih oleh akal kita ini untuk tidak menuntut ilmu Tasawuf melalui jalan
Thariqat yang Mutabarah dimana saja berada agar hati kita dapat tentram
setentram-tentramnya bersama dengan Allah karena Zikrullah (Q.S Ar Rad Ayat 28) karena Allah sudah berfirman dalam
Q.S Al A’raaf (7) 205).
205. dan
sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu Termasuk orang-orang yang lalai.
(Q.S Al A’raaf
(7) Ayat 205)
Sudah
cukup bukti dalil firman Allah dan Hadis tentang tantangan didalam menjalani
kehidupan didunia ini untuk tidak menyalahi siapapun didalam menghadapi cobaan
yang datang dari Allah kecuali hanya untuk terus-menerus menghisab diri sendiri setiap anak turunan Adam, itupun kalau
terjadi terhadap diri kita, kalaupun tidak terjadi kita juga wajib lebih
waspada dan lebih bersyukur kepada Allah dengan Hati yang setiap saat dan waktu
serta didalam helaan nafas kita yang naik turun ini hati kita selalu Istiqamah
wajib berdzikir kepada Allah.
Ingatlah…!!!
Segala macam cobaan, musibah seperti kehilangan yang sangat dicintai, seperti
kehilangan anak, istri atau suami dikarenakan meninggal atau bercerai,
kehilangan kekayaan atau harta, serta
jabatan dan segala kesakitan,
kemiskinan, rintangan, kepedihan, kepahitan, kegoncangan, bala bencana,
kesedihan, kemelaratan, kehancuran, semua itu adalah tanda-tanda diri kita
hendak diangkat Allah untuk di Cintainya dan Allah akan menguji setiap orang
yang akan diangkatnya, tentunya dengan cara Allah pula untuk mengangkat derajat
diri orang yang banyak cobaanya ke tingkat yang lebih tinggi, dan segala
dosa-dosa kita akan dihapuskannya, berbahagialah diri dan Hati kita seharusnya,
bukan menyalahi Allah.
Dan
didalam hadis Qudsi Allah SWT berfirman:
Menurut Hadis
Qudsi :
Allah berfirman kepada Malaikat-Nya : “ Pergilah kepada hamba-Ku. Lalu timpakanlah
bermacam-macam ujian kepadanya karena Aku mau mendengar suaranya”
(
H.Q.R. Thabarani yang bersumber dari Abu Umamah r.a. )
Tetapi……Ingat
pula……!!!, tidaklah segampang dan semudah dalam menerima apa saja yang kurang
baik, apalagi dalam penderitaan yang panjang dalam kesusahan dalam menjalani
hidup ini, tanpa ilmu yang Benar, pas,
tepat, dan terarah dalam meng-Aplikasi apa yang dimaksudkan oleh Allah, yaitu
dalam : “ MENTAUHIDKAN ALLAH DIDALAM HATI YANG PALING DALAM “. DENGAN METODE
BERDZIKIR ISMUZAT, NAFI ISBAT DAN MURAQABAH YANG WAJIB DILATIH-LATIH DIDALAM
BERAMAL IBADAH SETIAP SAAT DAN WAKTU.
Kesombongan dan takabur itu merusak hati :
Firman Allah yang berbunyi :
34. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para
Malaikat: "Sujudlah(36) kamu kepada
Adam," Maka
sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk
golongan orang-orang yang kafir.
(Q.S Al Baqarah (2) Ayat 34)
[36] Sujud di sini
berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan
diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.
Jadi kalau
ada rasa sombong dan takabur di dalam Hati kita, sudah jelas diri kita masih memelihara
iblis yang amat nyata, karena hati kita
selalu saja menolak, menentang, sombong, takabur, melawan,iri, dengki, khianat,
bakhil, keras, gak suka, muak, benci, malas, buruk sangka terhadap kebenaran
itu sendiri dan marah, serta hati kita bisa saja berkata kepada yang
menyampaikan kebenaran itu dengan kata hati :” MACAM
BETUL AJA KAU…!!!” banyak kali cerita kau….!!!, karena hati (Iblis)
telah tersinggung dengan penyampaian itu, sehingga hati kita menjadi merasa gak
enak dan jadi sakit HATI kepada orang yang menyampaikan kebenaran itu sebab IBLIS
telah lama bersemayam didalam Hati kita yang paling dalam, disadari atau tidak,
tapi Iblis teramat nyata menentangnya ( tidak suka akan kebenaran), sehingga
ditolaknyalah kata-kata kebenaran itu, sebab IBLIS sangat menaruh rasa dendam
kepada Allah melalui turunan Nabi Adam, karena gara-gara Nabi Adamlah IBLIS
terusir dari Surga Allah, Iblis tidak mau lama-lama lagi memainkan dendamnya
pada Adam, sehingga di Surga Allahpun Iblis sudah memainkan peranannya (
godaannya ) karena sudah mendapat izin dari Allah, akhirnya Iblis berhasil menggelincirkan
Nabi Adam, puaskah Iblis terhadap hasil
jerih payahnya itu…??? Jawabnya tentu tidak….!!! dia terus dan terus untuk menghancurkan
turunan Nabi Adam agar dapat ikut bersamanya nanti didalam Neraka Jahanam karena
tidak menerima akan kebenaran dari Allah itu, tetapi kalau yang menyampaikan
itu tidak memerintahkan hati berdzikir pada Allah, maka hati kita biasa-biasa
saja menanggapinya……..kenapa…ya…?, karena Hati kita Gaib, Iblis Gaib, Jin Gaib,
Malaikat Gaib dan Allah Maha Gaib. Karena Iblis tidak tersinggung maka Iblis
adem-adem ayem aja ( gak ada masalah sama Iblis), Tetapi untuk menandai apakah
diri kita (hati) kita Malaikat (melekat Allah) atau Iblis yang sangat Takabur dan sombong itu
sangatlah mudah sekali dan sangatlah mudah untuk mengenalnya/menandainya.
Perhatikan saja apa suara hati kita ketika mendengar kebenaran yang kita dengar
dan kita akui baik secara diam-diam (dalam hati) maupun secara kita nyatakan.
Kalau
hati kita mau menerima kebenaran yang diturunkan Allah kepada setiap diri anak
turunan Adam yaitu untuk kembali menghidupkan Dzikrullah dalam syaria’t Islam
yang meyakininya dan kita yakin sekali dan sadar sekali dan sangat tau bahwa
memang benar hati kita tidak hidup dzikirnya ( hati kita buta, gelap ) lalu mau
belajar, maka orang seperti ini akan mendapat karunia dan hidayah dari Allah.
Karena Allah sudah berfirman, “tidak berobah seseorang kalau seseorang itu
tidak mau merobahnya”.
Allah SWT berfirman;
11. bagi
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.
(Q.S Ar Rad
(13) Ayat 11)
Sebaliknya
kalau diri orang itu setelah mendengar keterangan firman-firman Allah, tetapi
malah menentangnya, mengejeknya, mengolok-oloknya tidak mengindahkannya sama
sekali bahkan menuduh orang itu telah mengada-ngada dan menyebar fitnah yang
kejam menfitnah dengan fitnahan sesat bahkan telah memvonis telah lari dari
Aqidah Islam…? inilah sesungguhnya Iblis yang teramat nyata telah kita pelihara
dengan cantiknya sejak dahulu kala didasar lubuk hati kita yang paling dalam.
Sehingga diri kita merasa yang paling benar dan paling beragama diantara orang
lain, karena diri kita telah menyandang berbagai disiplin ilmu Agama, dan mendapat
gelar Prof. DR. fulan bin Fulan Lc, MA, disadari atau tidak disadarinya Hatinya
telah Sombong dan Takabur, menganggap sebelah mata, menghina, mengejek,
merendahkan dan bahkan beraninya memvonis orang atau satu kaum sesat dengan
ilmunya, padahal diapun tau dan sangat mengetahui bahwa Nabi Muhammad s.a.w.
sebagai Nabi terakhir yang diutus Allah, tidak ada sekolahnya dan tidak pula
nabi Muhammad Lulusan Universitas dan bergelar, namun Hati Muhammad s.a.w.
sangatlah di Cintai Allah, disebabkan hatinya yang Bersih dan Suci Q.S.
Asy-Syam ayat 9 dan 10 yang berbunyi :
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu,
10.
dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Jadi tegasnya orang
yang mengatakan sesatlah yang sesungguhnya telah sesat, bukan orang-orang yang
belajar menuntut ilmu didalam mengerjakan segala amal ibadah kepada Allah, jika
orang yang mengamalkan ilmu itu secara Benar, Pas, Tepat dan terarah
berdasarkan Al-Qur’an dan Al- Hadis, yang tidak ada menambah dan mengurangi
ilmu syariat yang dibawa oleh junjungan Nabi besar Muhammad s.a.w. yang mulia
itu. Orang-orang yang mengatakan sesatlah sesungguhnya yang sesat tegasnya dirinyalah
yang telah sesat sejauh-jauhnya, sesuai Firman Alla itu sendiri:
22.
Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama
Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu
hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah
bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat
Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
(Q.S.Az-Zumar
(39) ayat 22 )
Jadi siapapun tidak berhak mengatakan orang
lain SESAT, kecuali Allah sendirilah yang punya Haq untuk mengatakan-Nya sesuai
dengan firmanya. Sekali lagi diingatkan kepada
seluruh murid-murid tuan guru, jangan coba-coba diri kita MENJADI TUHAN, karena
nanti bisa menjadi RAJA FIR’AUN. Mendapat laknat Allah menjadi manusia terkutuk
dan kena rahasia Illahi yang sangat mengerikan itu.
Karena
Allah pun menyeru kepada orang-orang yang sudah beriman yang selama ini telah
mengerjakan segala perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya
untuk bersegera untuk merobah hati ( berhijrah hati ) yang buta tidak mengenal
Allah menjadi kenal dari hati yang jahat menjadi hati yang baik, dari hati yang
kotor menjadi hati yang bersih, dari hati yang bususk menjadi hati yang penuh
keharuman dengan dzikrullah didalam hati. Seperti firman Allah didalam surat
Al-Hadid (57) ayat 16 yang berbunyi :
16. Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk
tunduk hati mereka mengingat Allah ? dan kepada kebenaran yang telah
turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya
telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik.
(Q.S.Al-Hadid
(57) ayat 16 )
Jadi Wajib
diri kita mencari dan menuntut ilmu berjihad di jalan Allah agar menjadi orang-orang
yang beruntung dengan berwasilah kepada Guru yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-
Hadis.
Sesuai Firman Allah dalam Q.S.
Ash-Shaff surat 61 ayat 10 &11
10. Hai orang-orang
yang beriman, sukakah
kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang
pedih?
11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad
di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.
Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Jadi untuk
berjihad di Jalan Allah itu diri kita Wajib fardu ‘ain setiap laki-laki dan
perempuan untuk menuntut ilmu-Nya yang Benar, Pas, Tepat dan terarah didalam
bimbingan seorang guru, Syekh / Mursyid yang faham dan mengerti betul soal hati
dalam berdzikir kepada Allah secara mendalam, serta seorang guru atau seorang
Syekh itu telah terlebih dahulu menuntut ilmunya yang Benar, Pas, Tepat dan
terarah dalam menegakkan Kalimat :” LAA ILAHA ILALLAH “ yang diucapkan dengan
Lidah dan dihujamkan kedalam QOLBU (hati) (ditasdiikkan dengan hati bahwa Allah
telah dapat diistiqomahkannya dalam setiap hembusan nafasnya yang naik turun
itu) tetap HATINYA Berdzikir kepada Allah.
Sesuai
dengan firman Allah yang berbunyi :
205. dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu
pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.
(Q.S Al A’raaf (7) Ayat 205)
Sebab bila
hati kita selalu dalam keadaan lalai, terutama didalam saat mengerjakan shalat
maupun didalam beramal ibadah-ibadah yang lain, apalagi saat-saat bekerja,
mengobrol, dan bermain hati kita tidak berdzikir kepada Allah, diri kita akan
selalu lebih banyak dikuasai Syaithan (Iblis) seperti Firman Allah dibawah ini
yang bunyinya sebagai berikut :
19. syaitan
telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah;
mereka
Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa
Sesungguhnya
golongan syaitan Itulah golongan yang
merugi.
(Q.S.Al-
Mujadillah (58) ayat 19 )
Jadi, perlu kita pikirkan dan renungkan baik-baik, apabila hati kita
telah dikuasai Syaithan sehingga tidak dapat berdzikir kepada Allah maka
Syaithan itulah yang selalu menimbulkan rasa Buruk sangka didalam hati kita terhadap
orang lain, kelompok lain sehingga dapat menimbulkan fitnah-Fitnah yang keji
tanpa penyelidikkan terlebih dahulu secara mendalam, dan Syaithan ( Iblis ) itu
selalu saja menimbulkan rasa Iri, Rasa Dengki, Hasat dan sifat yang suka
mengadu Domba orang lain, sehingga didalam hatinya telah menjadi banyak
penyakit Hati dan busuklah hatinya, seperti Allah berfirman didalam Al_Qur’an
surat Mujadillah diatas. Dan Allah akan menambah penyakit hatinya lagi serta
azab Allah yang sangat pedih seperti firman Allah dibawah ini didalam surat
Al-Baqarah (2) ayat 10.
10. dalam hati mereka ada penyakit, lalu
ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta.
(Q.S Al Baqarah (2)
Ayat 10)
Kalau hati kita sudah banyak penyakit
hatinya, seperti buruk sangka yang selalu saja menimbulkan fitnah-fitnah keji,
iri, dengki, khianat, sombong, takabur, ujub, Ria, bakhil sehingga disimpulkan
menjadi busuk hati, maka susahlah manusia seperti ini hingga ajalnya tiba, bila
tidak mau dibuangnya dengan metode ilmu berdzikir kepada Allah.
Dari itu belajarlah di Thariqat mana saja yang Mutabarah,
berdasarkan Qur’an dan Al-Hadis serta berwasilah padanya, sebagaimana firman
Allah Q.S. Al- Maidah 35 :
35.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang
mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya,
supaya
kamu mendapat keberuntungan.
Bertanyalah kepada
ahlinya sesuai firman Allah :
43.
dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang
lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka;
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
(Q.S An Nahl (16) Ayat 43)
Sesuai Firman Allah didalam Berjihad di
Jalan Allah yang terdapat didalam Q,S,As-Shaff (61) ayat 10 &11 diatas,
serta didalam Hadis Qudsi Allah Ta’ala berfirman :
HambaKu yang mana saja dari hamba-hamba-Ku yang menunaikan Jihad
pada Jalan-Ku karena mengharap dan mencari Keridhaan-Ku. Aku jamin untuk
mengembalikannya- Jika ia akan Ku-kembalikan- apa yang didapatnya berupa Pahala
atau Harta rampasan. Dan jika ia Kumatikan ( dalam perang Sabil ) itu, ia akan
Kuampuni,
Kuberi rachmat dan akan
kumasukkan ke dalam Syurga.
(H.R. Turmudzi dan Thabarani dari Ibnu
Umar r.a. )
Asal mula arti kata
Al- Jihad ialah :
Mengeluarkan
segala kesungguhan, kekuatan dan kesanggupan pada jalan yang dii’tikatkan oleh
manusia bahwa jalan itulah yang Hak dan benar. Namun demikian kata Al-Jihad itu
telah sering dipakai dalam arti perang sabil, memerangi musuh-musuh dan membela
diri dari serangan dan gangguan mereka.
Dan yang dimaksud
dengan jalan Allah (sabilillah) ialah jalan yang telah digariskan Allah dan di
syaria’atkan kepada hamba-Nya untuk dijalankan dan beribadah dalam batas-batas
yang telah ditentukan-Nya. Sedang batas-batas
yang telah ditentukan-Nya itu ialah perintah-perintah dan
larangan-larangan-Nya. Antara Jihad dengan Fisabilillah “ terdapat hubungan
yang sangat erat.
Adapun Jihad
terbagi dua macam :
1. Jihad Asqhar ( kecil )
ya’ni memerangi orang-orang Kafir, Jihad memerangi Kafir ini disebut Jihad
Kecil meskipun terjadi pertempuran dan pertumpahan darah yang begitu dahsyat
dalam pandangan mata lahiriyah manusia. Orang yang gugur dalam Jihad Asqhar
tergolong mati syahid.
2.
Jihad
Akbar yaitu Memerangi hawa Nafsu. Sesuai
dengan Firman Allah :
52. Maka janganlah engkau
taati orang-orang kafir, dan berjuanglah terhadap mereka dengannya ( Al-Qur’an
) dengan ( semangat ) perjuangan yang besar.
(Q.S Al Furqan (25)
Ayat 52)
Dan juga didasarkan kepada hadis Nabi s.a.w. :
Kita sekarang kembali dari Jihad asqhar (Jihad Kecil ) –
(kembali dari perang Badar / Uhud ) – ke Jihad Akbar ( Jihad Besar ), yaitu
JIHAD MEMERANGI HAWA NAFSU “. SETIAP SAAT DAN WAKTU KITA TERUS MENERUS
BERPERANG MELAWAN KEANGKARA MURKAAN HAWA NAFSU.
Camkan baik-baik, bukan sekedar untuk mengetahui
saja, tetapi Allah menuntut kita untuk mengamalkannya dzikrullah didalam hati
dengan metode ilmu, serta dapat menghayati dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Amin……..amin…..amin……ya
….Rabbal Alamin.
How To Make Money In Slots – How to Make Money In Slots
BalasHapusSlot machines are more งานออนไลน์ popular than video games because you can buy deccasino them from a lot of the The games can be found on the casino floor and are often 샌즈카지노