Senin, 27 Mei 2013


UJIAN DARI ALLAH


Allah SWT berfirman:
214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga ?, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
 "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya                                                
             pertolongan Allah itu Amat dekat.                                                     
             (Q.S.Al-Baqrah (2) ayat 214)

Mari kita renungkan dan kita pikirkan sejenak dengan penuh keyakinan yang teguh atas apapun kejadian yang terjelek sekalipun terhadap diri kita, kebiasaan menurut pemikiran akal dan nafsu yang selalu mengajak berbuat jahat kepada Allah (syirik Khofi) dan berburuk sangka terhadap Allah. Sedangkan sesama makhluk ciptaan Tuhan saja tidak boleh berburuk sangka, SADARILAH….. SEBELUM TERLAMBAT UNTUK BERTAUBAT YANG SEBENAR-BENARNYA KEPADA ALLAH.

Sebagaimana firman Allah SWT:
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
 karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.
(Q.S Al Hujuraat (49) Ayat 12)

Ketahuilah bahwa segala cobaan-cobaan dan ujian dari Allah itu semuanya pasti datang dari Allah (rukun Iman ke-enam, yaitu Beriman kepada Qada’ dan Qadar ). Begitu juga dengan Junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW telah terlebih dahulu mengalami berbagai macam cobaan yang dialaminya yang penuh dengan cacian, makian, fitnah-fitnahan dan segala macam rintangan dan berbagai macam goncangan di dalam kehidupan pribadinya dalam menjalankan Agama untuk menegakkan kebenaran didalam kehidupan sehari-hari .

Sebagaimana yang telah dijelaskan didalam firman Allah SWT:
2. Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang Tinggi di sisi Tuhan mereka".
 orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya orang ini (Muhammad)
 benar-benar adalah tukang sihir yang nyata".
( Q.S Yunus (10 ) Ayat 2)

Dan firman Allah lagi yang artinya:
24. bahkan mereka mengatakan: " Dia (Muhammad) telah mengada-adakan Dusta terhadap Allah ". Maka jika Allah menghendaki niscaya Dia mengunci mati hatimu; dan Allah menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat-Nya (Al Quran). Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.
(Q.S Asy syuraa (42) ayat 24)

tdan firman Allah SWT yang artinya:
4. dan orang-orang kafir berkata: "Al Quran ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan Dia dibantu oleh kaum yang lain"; Maka Sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan Dusta yang besar.
(Q.S Al Furqaan (25)Ayat 4)


Firman Allah SWT:
1.Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; Padahal Sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan Barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya Dia telah tersesat dari jalan yang lurus.
(Q.S Al Mumtahamah (60 Ayat 1)


Walaupun mengalami berbagai ujian dan cobaan dari Allah, namun Nabi Muhammad s.a.w. tetap tegar dan tersenyum dalam menghadapi cobaan dari Allah, yang selalu disangkanya dengan baik sangka terhadap Allah, karena dirinya tau bahwa semua itu hanyalah sebagai ujian dari Allah untuk mempertebal dan mempertajam rasa keimanannya dan juga untuk mempertajam mata hatinya agar lebih terang seterang-terangnya akan kehadiran Asma Allah di Qalbunya yang paling terdalam, agar selalu Istiqamah dan selalu berdampingan Hatinya bersama Allah ( Q.S.Ali Imraan (3) ayat 19 dan Q.S Ali-Imran (3) Ayat 85 ) sehingga Nabi Kita  Muhammad SAW tetap dapat tersenyum dalam menghadapi cobaan itu, karena Qalbunya ( hatinya ) telah melekat atau lengket-selengket-lengketnya kepada Allah sehingga hatinya menjadi lapang selapang-lapangnya/ berjiwa besar  dan Akrab dengan Allah atau yang lebih popular dengan sebutan “MUQARABBIN” ( Q.S. Az-Zumar (39) ayat 22 ).

Apalagi mau didalih oleh akal kita ini untuk tidak menuntut ilmu Tasawuf melalui jalan Thariqat yang Mutabarah dimana saja berada agar hati kita dapat tentram setentram-tentramnya bersama dengan Allah karena Zikrullah (Q.S Ar Rad Ayat 28) karena Allah sudah berfirman dalam Q.S Al A’raaf (7) 205).

205. dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.
(Q.S Al A’raaf (7) Ayat 205)

Sudah cukup bukti dalil firman Allah dan Hadis tentang tantangan didalam menjalani kehidupan didunia ini untuk tidak menyalahi siapapun didalam menghadapi cobaan yang datang dari Allah kecuali hanya untuk terus-menerus menghisab diri  sendiri setiap anak turunan Adam, itupun kalau terjadi terhadap diri kita, kalaupun tidak terjadi kita juga wajib lebih waspada dan lebih bersyukur kepada Allah dengan Hati yang setiap saat dan waktu serta didalam helaan nafas kita yang naik turun ini hati kita selalu Istiqamah wajib berdzikir kepada Allah.  

Ingatlah…!!! Segala macam cobaan, musibah seperti kehilangan yang sangat dicintai, seperti kehilangan anak, istri atau suami dikarenakan meninggal atau bercerai, kehilangan kekayaan atau harta,  serta jabatan  dan segala kesakitan, kemiskinan, rintangan, kepedihan, kepahitan, kegoncangan, bala bencana, kesedihan, kemelaratan, kehancuran, semua itu adalah tanda-tanda diri kita hendak diangkat Allah untuk di Cintainya dan Allah akan menguji setiap orang yang akan diangkatnya, tentunya dengan cara Allah pula untuk mengangkat derajat diri orang yang banyak cobaanya ke tingkat yang lebih tinggi, dan segala dosa-dosa kita akan dihapuskannya, berbahagialah diri dan Hati kita seharusnya, bukan menyalahi Allah.


Dan didalam hadis Qudsi Allah SWT berfirman:
Menurut Hadis Qudsi  :
Allah berfirman kepada Malaikat-Nya :  “ Pergilah kepada hamba-Ku. Lalu timpakanlah bermacam-macam ujian kepadanya karena Aku mau mendengar suaranya”                                       
  ( H.Q.R. Thabarani yang bersumber dari Abu Umamah r.a. )

Tetapi……Ingat pula……!!!, tidaklah segampang dan semudah dalam menerima apa saja yang kurang baik, apalagi dalam penderitaan yang panjang dalam kesusahan dalam menjalani hidup ini, tanpa ilmu yang  Benar, pas, tepat, dan terarah dalam meng-Aplikasi apa yang dimaksudkan oleh Allah, yaitu dalam : “ MENTAUHIDKAN ALLAH DIDALAM HATI YANG PALING DALAM “. DENGAN METODE BERDZIKIR ISMUZAT, NAFI ISBAT DAN MURAQABAH YANG WAJIB DILATIH-LATIH DIDALAM BERAMAL IBADAH SETIAP SAAT DAN WAKTU.










Kesombongan dan takabur itu merusak hati :


Firman Allah yang berbunyi :
34. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah(36)  kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir. 
 (Q.S Al Baqarah (2) Ayat 34)

[36] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

Jadi kalau ada rasa sombong dan takabur di dalam Hati kita, sudah jelas diri kita masih memelihara iblis yang amat nyata, karena hati kita selalu saja menolak, menentang, sombong, takabur, melawan,iri, dengki, khianat, bakhil, keras, gak suka, muak, benci, malas, buruk sangka terhadap kebenaran itu sendiri dan marah, serta hati kita bisa saja berkata kepada yang menyampaikan kebenaran itu dengan kata hati :” MACAM BETUL AJA KAU…!!!” banyak kali cerita kau….!!!, karena hati (Iblis) telah tersinggung dengan penyampaian itu, sehingga hati kita menjadi merasa gak enak dan jadi sakit HATI kepada orang yang menyampaikan kebenaran itu sebab IBLIS telah lama bersemayam didalam Hati kita yang paling dalam, disadari atau tidak, tapi Iblis teramat nyata menentangnya ( tidak suka akan kebenaran), sehingga ditolaknyalah kata-kata kebenaran itu, sebab IBLIS sangat menaruh rasa dendam kepada Allah melalui turunan Nabi Adam, karena gara-gara Nabi Adamlah IBLIS terusir dari Surga Allah, Iblis tidak mau lama-lama lagi memainkan dendamnya pada Adam, sehingga di Surga Allahpun Iblis sudah memainkan peranannya ( godaannya ) karena sudah mendapat izin dari Allah, akhirnya Iblis berhasil menggelincirkan Nabi Adam,  puaskah Iblis terhadap hasil jerih payahnya itu…??? Jawabnya tentu tidak….!!! dia terus dan terus untuk menghancurkan turunan Nabi Adam agar dapat ikut bersamanya nanti didalam Neraka Jahanam karena tidak menerima akan kebenaran dari Allah itu, tetapi kalau yang menyampaikan itu tidak memerintahkan hati berdzikir pada Allah, maka hati kita biasa-biasa saja menanggapinya……..kenapa…ya…?, karena Hati kita Gaib, Iblis Gaib, Jin Gaib, Malaikat Gaib dan Allah Maha Gaib. Karena Iblis tidak tersinggung maka Iblis adem-adem ayem aja ( gak ada masalah sama Iblis), Tetapi untuk menandai apakah diri kita (hati) kita Malaikat (melekat Allah)  atau Iblis yang sangat Takabur dan sombong itu sangatlah mudah sekali dan sangatlah mudah untuk mengenalnya/menandainya. Perhatikan saja apa suara hati kita ketika mendengar kebenaran yang kita dengar dan kita akui baik secara diam-diam (dalam hati) maupun secara kita nyatakan.

Kalau hati kita mau menerima kebenaran yang diturunkan Allah kepada setiap diri anak turunan Adam yaitu untuk kembali menghidupkan Dzikrullah dalam syaria’t Islam yang meyakininya dan kita yakin sekali dan sadar sekali dan sangat tau bahwa memang benar hati kita tidak hidup dzikirnya ( hati kita buta, gelap ) lalu mau belajar, maka orang seperti ini akan mendapat karunia dan hidayah dari Allah. Karena Allah sudah berfirman, “tidak berobah seseorang kalau seseorang itu tidak mau merobahnya”.
Allah SWT berfirman;
11. bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
(Q.S Ar Rad (13) Ayat 11)


Sebaliknya kalau diri orang itu setelah mendengar keterangan firman-firman Allah, tetapi malah menentangnya, mengejeknya, mengolok-oloknya tidak mengindahkannya sama sekali bahkan menuduh orang itu telah mengada-ngada dan menyebar fitnah yang kejam menfitnah dengan fitnahan sesat bahkan telah memvonis telah lari dari Aqidah Islam…? inilah sesungguhnya Iblis yang teramat nyata telah kita pelihara dengan cantiknya sejak dahulu kala didasar lubuk hati kita yang paling dalam. Sehingga diri kita merasa yang paling benar dan paling beragama diantara orang lain, karena diri kita telah menyandang  berbagai disiplin ilmu Agama, dan mendapat gelar Prof. DR. fulan bin Fulan Lc, MA, disadari atau tidak disadarinya Hatinya telah Sombong dan Takabur, menganggap sebelah mata, menghina, mengejek, merendahkan dan bahkan beraninya memvonis orang atau satu kaum sesat dengan ilmunya, padahal diapun tau dan sangat mengetahui bahwa Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi terakhir yang diutus Allah, tidak ada sekolahnya dan tidak pula nabi Muhammad Lulusan Universitas dan bergelar, namun Hati Muhammad s.a.w. sangatlah di Cintai Allah, disebabkan hatinya yang Bersih dan Suci Q.S. Asy-Syam ayat 9 dan 10 yang berbunyi :

9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

          Jadi tegasnya orang yang mengatakan sesatlah yang sesungguhnya telah sesat, bukan orang-orang yang belajar menuntut ilmu didalam mengerjakan segala amal ibadah kepada Allah, jika orang yang mengamalkan ilmu itu secara Benar, Pas, Tepat dan terarah berdasarkan Al-Qur’an dan Al- Hadis, yang tidak ada menambah dan mengurangi ilmu syariat yang dibawa oleh junjungan Nabi besar Muhammad s.a.w. yang mulia itu. Orang-orang yang mengatakan sesatlah sesungguhnya yang sesat tegasnya dirinyalah yang telah sesat sejauh-jauhnya, sesuai Firman Alla itu sendiri:  

22. Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
(Q.S.Az-Zumar (39) ayat 22 )

 Jadi siapapun tidak berhak mengatakan orang lain SESAT, kecuali Allah sendirilah yang punya Haq untuk mengatakan-Nya sesuai dengan firmanya. Sekali lagi diingatkan kepada seluruh murid-murid tuan guru, jangan coba-coba diri kita MENJADI TUHAN, karena nanti bisa menjadi RAJA FIR’AUN. Mendapat laknat Allah menjadi manusia terkutuk dan kena rahasia Illahi yang sangat mengerikan itu.

Karena Allah pun menyeru kepada orang-orang yang sudah beriman yang selama ini telah mengerjakan segala perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya untuk bersegera untuk merobah hati ( berhijrah hati ) yang buta tidak mengenal Allah menjadi kenal dari hati yang jahat menjadi hati yang baik, dari hati yang kotor menjadi hati yang bersih, dari hati yang bususk menjadi hati yang penuh keharuman dengan dzikrullah didalam hati. Seperti firman Allah didalam surat Al-Hadid (57) ayat 16 yang berbunyi :

16. Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah ? dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.                             
 (Q.S.Al-Hadid (57) ayat 16 )

Jadi Wajib diri kita mencari dan menuntut ilmu berjihad di jalan Allah agar menjadi orang-orang yang beruntung dengan berwasilah kepada Guru yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al- Hadis.

Sesuai Firman Allah dalam Q.S. Ash-Shaff surat  61 ayat 10 &11
10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Jadi untuk berjihad di Jalan Allah itu diri kita Wajib fardu ‘ain setiap laki-laki dan perempuan untuk menuntut ilmu-Nya yang Benar, Pas, Tepat dan terarah didalam bimbingan seorang guru, Syekh / Mursyid yang faham dan mengerti betul soal hati dalam berdzikir kepada Allah secara mendalam, serta seorang guru atau seorang Syekh itu telah terlebih dahulu menuntut ilmunya yang Benar, Pas, Tepat dan terarah dalam menegakkan Kalimat :” LAA ILAHA ILALLAH “ yang diucapkan dengan Lidah dan dihujamkan kedalam QOLBU (hati) (ditasdiikkan dengan hati bahwa Allah telah dapat diistiqomahkannya dalam setiap hembusan nafasnya yang naik turun itu) tetap HATINYA Berdzikir kepada Allah.

Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi :

205. dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.
(Q.S Al A’raaf (7) Ayat 205)

Sebab bila hati kita selalu dalam keadaan lalai, terutama didalam saat mengerjakan shalat maupun didalam beramal ibadah-ibadah yang lain, apalagi saat-saat bekerja, mengobrol, dan bermain hati kita tidak berdzikir kepada Allah, diri kita akan selalu lebih banyak dikuasai Syaithan (Iblis) seperti Firman Allah dibawah ini yang bunyinya  sebagai berikut :

19. syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah;
mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa
Sesungguhnya golongan syaitan  Itulah golongan yang merugi.
(Q.S.Al- Mujadillah (58) ayat 19 )

Jadi, perlu kita pikirkan dan renungkan baik-baik, apabila hati kita telah dikuasai Syaithan sehingga tidak dapat berdzikir kepada Allah maka Syaithan itulah yang selalu menimbulkan rasa Buruk sangka didalam hati kita terhadap orang lain, kelompok lain sehingga dapat menimbulkan fitnah-Fitnah yang keji tanpa penyelidikkan terlebih dahulu secara mendalam, dan Syaithan ( Iblis ) itu selalu saja menimbulkan rasa Iri, Rasa Dengki, Hasat dan sifat yang suka mengadu Domba orang lain, sehingga didalam hatinya telah menjadi banyak penyakit Hati dan busuklah hatinya, seperti Allah berfirman didalam Al_Qur’an surat Mujadillah diatas. Dan Allah akan menambah penyakit hatinya lagi serta azab Allah yang sangat pedih seperti firman Allah dibawah ini didalam surat Al-Baqarah (2) ayat 10.

10. dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
(Q.S Al Baqarah (2) Ayat 10)

Kalau hati kita sudah banyak penyakit hatinya, seperti buruk sangka yang selalu saja menimbulkan fitnah-fitnah keji, iri, dengki, khianat, sombong, takabur, ujub, Ria, bakhil sehingga disimpulkan menjadi busuk hati, maka susahlah manusia seperti ini hingga ajalnya tiba, bila tidak mau dibuangnya dengan metode ilmu berdzikir kepada Allah.


Dari itu belajarlah di Thariqat mana saja yang Mutabarah, berdasarkan Qur’an dan Al-Hadis serta berwasilah padanya, sebagaimana firman Allah Q.S. Al- Maidah 35 :

35. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya,
supaya kamu mendapat keberuntungan.


Bertanyalah kepada ahlinya sesuai firman Allah :
43. dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
(Q.S  An Nahl (16) Ayat 43)

Sesuai Firman Allah didalam Berjihad di Jalan Allah yang terdapat didalam Q,S,As-Shaff (61) ayat 10 &11 diatas, serta didalam Hadis Qudsi Allah Ta’ala berfirman :
HambaKu yang mana saja dari hamba-hamba-Ku yang menunaikan Jihad pada Jalan-Ku karena mengharap dan mencari Keridhaan-Ku. Aku jamin untuk mengembalikannya- Jika ia akan Ku-kembalikan- apa yang didapatnya berupa Pahala atau Harta rampasan. Dan jika ia Kumatikan ( dalam perang Sabil ) itu, ia akan Kuampuni,
 Kuberi rachmat dan akan kumasukkan ke dalam Syurga.
(H.R. Turmudzi dan Thabarani dari Ibnu Umar r.a. )



Asal mula arti kata Al- Jihad ialah :
Mengeluarkan segala kesungguhan, kekuatan dan kesanggupan pada jalan yang dii’tikatkan oleh manusia bahwa jalan itulah yang Hak dan benar. Namun demikian kata Al-Jihad itu telah sering dipakai dalam arti perang sabil, memerangi musuh-musuh dan membela diri dari serangan dan gangguan mereka.

Dan yang dimaksud dengan jalan Allah (sabilillah) ialah jalan yang telah digariskan Allah dan di syaria’atkan kepada hamba-Nya untuk dijalankan dan beribadah dalam batas-batas yang telah ditentukan-Nya. Sedang batas-batas yang telah ditentukan-Nya itu ialah perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Antara Jihad dengan Fisabilillah “ terdapat hubungan yang sangat erat.
Adapun Jihad terbagi dua macam :

1.   Jihad Asqhar ( kecil ) ya’ni memerangi orang-orang Kafir, Jihad memerangi Kafir ini disebut Jihad Kecil meskipun terjadi pertempuran dan pertumpahan darah yang begitu dahsyat dalam pandangan mata lahiriyah manusia. Orang yang gugur dalam Jihad Asqhar tergolong mati syahid.

2.   Jihad Akbar yaitu Memerangi hawa Nafsu. Sesuai dengan Firman Allah :

52. Maka janganlah engkau taati orang-orang kafir, dan berjuanglah terhadap mereka dengannya ( Al-Qur’an ) dengan ( semangat ) perjuangan yang besar.
(Q.S Al Furqan (25) Ayat 52)

Dan juga didasarkan kepada hadis Nabi s.a.w. :
Kita sekarang kembali dari Jihad asqhar (Jihad Kecil ) – (kembali dari perang Badar / Uhud ) – ke Jihad Akbar ( Jihad Besar ), yaitu JIHAD MEMERANGI HAWA NAFSU “. SETIAP SAAT DAN WAKTU KITA TERUS MENERUS BERPERANG MELAWAN KEANGKARA MURKAAN HAWA NAFSU.


Camkan baik-baik, bukan sekedar untuk mengetahui saja, tetapi Allah menuntut kita untuk mengamalkannya dzikrullah didalam hati dengan metode ilmu, serta dapat menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Amin……..amin…..amin……ya ….Rabbal Alamin.

1 komentar :

  1. How To Make Money In Slots – How to Make Money In Slots
    Slot machines are more งานออนไลน์ popular than video games because you can buy deccasino them from a lot of the The games can be found on the casino floor and are often 샌즈카지노

    BalasHapus