SEJARAH SINGKAT
NAMA
“ JABAL HINDI “
Dalam buku Bruinessen yang berjudul “ Thariqat
Naqsyabandiah di Indonesia” ditemukan keterangan bahwa Kholil Hamdi Basya
pernah konflik dengan Sulaiman al-Juhdi, Konflik itu pertama kali dimenangkan
oleh Kholil Hamdi Basya tahun 1883, yang pada babak berikutnya dimenangkan oleh
Sulaiman al-Juhdi. Kholil Hamdi Basya adalah orang yang sangat dekat dengan
Pemerintahan, maka ia memenagkan konflik itu. Sulaiman al-Juhdi tidak menerima
kekalahan itu, maka ia menyusun startegi untuk menyerang Kholil Hamdi Basya, dengan
mengrim risalah ke berbagai belahan dunia bahwa tarekat yang dipimpin oleh
Kholil Hamdi Basya telah menyimpang dari tarekat Naqsyabandiah karena memadukan
musik dengan tarian erotik untuk menggapai gairah spiritual kepada Allah.
Strategi Khoil Hamdi Basya berhasil dengan terbukti semua murid pengikut Kholil Hamdi Basya
meninggalkan ajarannya. Menurut bukuBruinessen bila dibandingkan dengan
pengikut Sulaiman al-Juhdi, maka pengikut Kholil Hamdi Basya sudah tidak ada
lagi. Sedangkan Sulaiman al-Juhdi tetap berdiam diri di Zawiyah Abdallah
Arjinjani di bukit Abi Qubais. Dari sinilah Sulaiman Al-Zuhdi dikenal
dengan gelar Syekh Jabal Abi Qubais yang di Indonesia dikenal dengan
Naqsyabandiah Jabal Kubis.
Berdasarkan cerita
di atas dapat dipahami, bahwa Tarekat Naqsyabandiah JABAL HINDI juga merupakan
pecahan dari Tarekat Naqsyabandiah. Perpecahan itu pada masa Sulaiman Al-Juhdi dan Kholil Hamdi
Basya. Sulaiman al-Juhdi mewariskan Tarekat Naqsyabandiah JABAL KUBIS, dan
Kholil Hamdi Basya mewariskan Tarekat Naqsyabandiah JABAL HINDI.
Menurut Khalifah
Syahbuddin, nama JABAL HINDI murni dari Medan, yang mana JABAL HINDI adalah
nama sebuah Gunung yang terdapat di Mekkah yang bersebelahan dengan JABAL
KUBIS. Di JABAL HINDI inilah dahulu Tuan Syekh Muhammad Jamil menuntut ilmu
kepada Kholil Hamdi Basya, dan peringkat
JABAL HINDI lebih tinggi dari JABAL KUBIS karena secara fhilosopis
Tarekat JABAL KUBIS masih bergantung pada kebesaran Allah, sdangkan JABAL HINDI
yang dituju hanya Allah dan Ridha-Nya.
Keterangan lain yang
didapat dari Tuan Guru Syekh. Muhammad Hirfi Nuzlan Bin H. Muhammad Thahir Bin
Muhammad Isa Bin Malan bahwa pada masa lalu ada seorang Guru Di Thariqat
Naqsyabandiah yang mempunyai dua orang Khalifah, yang terdiri dari anaknya
sendiri dan satunya orang lain. Anak sang Guru tersebut sangat berminat untuk
meneruskan kepemimpinan ayahnya, sedangkan sang ayah melihat yang lebih pantas
untuk menggantikannya adalah yang bukan anaknya. Maka dengan ‘arif sang guru
tersebut memerintahkan kepada yang bukan anaknya untuk membuka pengajian
sendiri. Maka Khalifah tersebut mendirikan pengajian
yang bernama Pengajian Tarekat Naqsyabandiah Jabal
Hindi sebagai pembeda atas tarekat yang ditinggalkannya tarekat Naqsyabandiah
JABAL KUBIS.
Syekh Fachruddin Bin Muhammad
BalasHapusAdakah ingat dengan nama ini ? ?
Hati-hati barang KW 😂
BalasHapus